Senin, 25 Mei 2015

TUGAS TIK DAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN


Tugas Kelompok : 4                                                                           
Kelas : 4 C
TUGAS TIK DAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN
DosenPembimbing:Eka pandu Cyntia, S.T. M.Kom.
Copy (6) of UIRLO.JPG
DISUSUN OLEH :
RahmatKurniawan ( 126211074 )
NurfajriNopriana ( 126210913 )
Tri Narmini ( 126210210 )
RefiAlrida ( 126210249 )
WantiSaputri ( 126211031 )
Three Nopriyeni( 126211105 )
VerraSeptiani ( 126210845 )
YesiTrifani ( 126211432 )
Wulandari ( 126212003 )
ElfiraYulma ( 126211459 )
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2015

Prosedur Perancang Media Pendidikan
  1. Analisis Karakter Mahasiswa ( analysis leaner character).
  2. Tujuan Pembelajaran ( state of objective).
  3. Memilih, merancang atau memodifikasi yang sudah ada ( selec, modify or design materials).
  4. Uji coba media pembelajaran ( utilize materials).
  5. Respon mahasiswa ( requare leaner respons).
  6. Evaluasi ( ecaluate).
A. Analisis karakter mahasiswa ( analysis leaner character ).
  1. Ritna Astina
Pada saat membacakan sebuah pantun, mahasiswa tersebut membacakan dengan intonasi yang jelas, tetapi mimik wajahnya kurang berekspresi.
2.      Nella Aprilia
Pada saat membacakan sebuah pantun di depan kelas , mahasiswa tersebut membacakan pantun dengan intonasi yang jelas dan berekspresi.

3.      M. Budi Prasetyo
Mahasiswa yang berikut ini, pada saat membacakan sebuah pantun di depan kelas intonasi kata demi katanya sangat jelas. Ekspresi yang di bawakannya cukup bagus.

4.      Lisa Gustina
Mahasiswa yang berikut ini, pada saat membacakan sebuah pantun intonasi yang di bawakannya terbilang kurang bagus, bisa kita melihatnya  dari dia membacakan pantun tersebut. Dan juga kurang serius.


5.      Lisa Sri Wahyuni
Mahasiswa  yang terakhir ini, cara dia membacakan pantun di depan kelas sangat bagus, terlihat bagaimana intonasi yang di bacakannya.

B.  Tujuan Pembelajaran  (  state of objective )
1. Standar Kopetensi : Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman pantun.
2. Kompetensi Dasar : Membacakan pantun dengan penuh ekspresi.
3.Indikator : Mampu membacakan pantun dengan penuh ekspresi, intonasi, irama.
A. Tujuan Pembelajaran :
1.      Siswa dapat membacakan pantun dengan penuh ekspresi, intonasi yang jelas, irama yang tepat.
B. Materi Pembelajaran
1. Membaca pantun
C. Metode Pembelajaran
1. Pengenalan tentang pantun
2. Tanya jawab.
3. Tugas
D. Langkah Langkah Kegiatan Pembelajaran
1.      Mahasiswa diajak untuk membacakan pantun
2.      Mahasiswa membuat contoh sebuah pantun, kemudian di bacakan di depan kelas.
E.     Sumber Belajar
1.      Buku
2.      Infokus
3.      Sebuah teks pantun

C.     Memilih, merancang atau memodifikasi yang sudah ada ( select, modify or design materials ).
Materi dan media pembelajaran yang telah tersedia (infokus) akan mencapai tujuan  pembelajaran. Materi dan media (infokus) dapat menghemat waktu proses pembelajaran. Dan juga materi dan media pembelajaran dapat  memotivasi mahasiswa dalam memahami pembelajaran.
D.    Uji Coba Media ( utilize materials ).
Setelah memilih materi dan media (infokus) diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan dalam memakai buku teks pembelajaran. Maka dari itu di perlukan media infokus untuk mempermudah dan mempersingkat waktu pembelajaran.
E.     Respon Mahaiswa  ( requare learner respons ).
Mendorong mahasiswa untuk merespon dan umpan balik keaktifan proses belajar mengajar. Respon mahasiswa bermacam macam, diantaranya mereka paham dan mengerti, dan ada juga kurang memperhatikan seperti Lisa Gustina yang kurang memperhatikan pembelajaran tersebut.
F.      Evaluasi (evaluate)
Tingkat pencapaian mahasiswa mengetahui atau memahami  tujuan pembelajaran, menggunakan media pembelajaran infokus berupa contoh video sebuah pantun, terlihat ada keaktifan antara mahasiswa dan guru.






Kesimpulan
            Materi pembelajaran pantun yang diajarkan dikelas, merupakan mata kuliah Mikroteaching (praktek). Data tersebut diambil karena menurut kelompok kami perlu diterapkan dalam mata kuliah TIK dan Multimedia dalam proses belajar pembelajaran. Selanjutnya dalam data yang didapat dapat disimpulkan memakai media buku, laptop, infokus, beberapa contoh teks pantun, dan menggunakan media pembelajaran yaitu video yang memakai alat infokus. Prosedur Perancang Media Pendidikan yakni : 1. Analisis karakter siswa ( analysis learner character), 2. Tujuan pembelajaran ( state of objective ), 3. Memilih, merancang, atau memodifikasi yang sudah ada ( selec, modify or design materials), 4. Uji coba media ( utilize materials), 5. Respon siswa ( require learner respons ), dan 6. Evaluasi ( evalue ) sudah dipakai dan diterapkan dalam proses pembelajaran. Dari media yang dipakai seperti yang sudah dijelaskan memakai media video yang dihubungkan lewat alat infokus ternyata memberikan respon yang positif bagi peserta didik, namun ada beberapa masalah yakni beberapa orang yang kurang memperhatikan media tersebut.
Saran
            Saran dari kelompok kami, dalam proses belajar mengajar menggunakan media pembelajaran tidak hanya terfokus pada media buku saja. Alangkah baiknya memakai media tambahan seperti video yang dihubungkan langsung lewat infokus. Guru harus bisa menciptakan strategi dan menguasai bahan ajar sehingga anak didik paham dan mengerti bahan ajar yang di sampaikan oleh guru, dan tidak lupa guru harus memberikan motivasi terhadap anak didiknya.


            Gambar di atas merupakan data yang diambil dalam proses belajar mengajar, yakni membacakan sebuah pantun. Sebelah kanan ( baju kuning ) bernama Ritna Astina, Nella Aprilia, M.Budi Prasetyo, Lisa Sriwahyuni, dan yang terakhir Lisa Gustina. Dari ke lima Mahasiswa diatas dalam memahami materi yang diajarkan, empat orang yang sudah memahami bahan ajar yang diajarkan, kecuali Lisa Gustina. Seperti yang sudah dikemukakan tadi Lisa kurang memahami dan kurang serius dalam memperhatikan pemblajaran.
           




            Gambar di atas ini adalah teman-teman yang sekaligus membantu dan membimbing jalannya diskusi pembelajaran. Masih ada beberapa orang lagi yang membantu, namun dikarenakan teman-teman mempunyai kesibukan masing-masing yakni tugas pada saat melakukan pengambilan data, mereka tidak ikut berfoto bersama. Kami membuat tugas ini dengan membagi perannya masing-masing, berikut ini nama dan perannya masing-masing.
1.      Rahmat Kurniawan : Bertugas membuat makalah ini, termasuk isi dan data yang didapat.
2.      Nurfajri Noviana : Bertugas mengatur kelompok dan juga memberi tanggapan dalam menyelesaikan tugas ini.
3.      Refi Alrida : Bertugas memberikan masukan, merevisi data seperti tugas-tugas apa yang telah kami kerjakan.
4.      Three Nopri Yeni : Bertugas memilih orang yang pas untuk membacakan sebuah pantun.
5.      Tri Narmini : Bertugas memberi masukan dalam mengerjakan tugas ini.
6.      Vera Septiani : Bertugas membawa laptop.
7.      Wanty Saputri : Bertugas membawa sebuah contoh teks pantun.
8.      Elvira Yulma : Bertugas memberi makanan dan minuman serta membantu masukan-masukan kekurangan dalam tugas ini.
9.      Wulandari : Bertugas merekam dan mengambil beberapa gambar ( foto dan video ).
10.  Yessi Trifani : Bertugas menyediakan tempat, dimana data yang sudah didapat kami kerjakan di kos tempat dia tinggal.

Dari beberapa nama dan peran dalam menyelesaikan tugas ini, kami semua bertanggung jawab dengan bahan atau hasil data yang kami dapatkan. Semua kami bekerja tidak ada satupun yang tidak ikut mengerjakan tugas ini. Data bahan ajar ini kami peroleh dari pelajaran microteaching yakni teman kami yang membahas tenang pantun.
Mohon maaf bagi kami para anggota makalah ini, jika ada kekurangan dan data-data yang masih kurang kami meminta maaf dan meminta saran masukan terhadap dosen yang telah membimbing kami, yakni matakuliah TIK dan MULTIMEDIA Ibu Eka Pandu Cynthia. S.T, M.Kom. Atas perhatian dari kami semua kami ucapkan terimakasih.
           









TUGAS TIK DAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN


Selasa, 18 November 2014

Analsisis Kesalahan Berbahasa Tataran Ejaan Yang Disempurnakan Pada Latar Belakang Skripsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Islam Riau

Nama                           :Refi  Alrida
Semester / kelas           : 5 /D
Mata kuliah                 :Analisis Kesalahan Berbahasa

 Analsisis Kesalahan Berbahasa Tataran Ejaan Yang Disempurnakan Pada Latar Belakang Skripsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Islam Riau
Nama : Hayati
Npm :10235623
1.      Kesalahan penulisan Huruf  Besar atau Huruf Kapital.
Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah- kaidah yang berlaku contohnya  skripsi pendidikan Akuntansi banyak kesalahan yang saya jumpai terutama pada penulisan huruf kapital.Pada gambar disamping terdapat kesalahan penulisan huruf kapital pada awal kalimat.seharusnya huruf pertama dalam kalimat ini harus menggunakan huruf  kapital tetapi pada skipsi ini terdapat penulisan huruf kecil yang menyebabkan kesalahan

   Begitu juga Pada gambar disamping terdapat kesalahan penulisan huruf kapital pada awal kalimat.seharusnya huruf pertama dalam kalimat ini harus menggunakan huruf  kapital tetapi pada skipsi ini terdapat penulisan huruf kecil yang menyebabkan kesalahan

Selanjutnya penulisan huruf kapital diakhir kalimat yaitu pada kata bank.seharusnya kata bank ditulis dengan huruf kecil pada akhir kalimat bukan menggunakan huruf kapital.





Selanjutnya penggunaan huruf kapital setelah tanda koma yang terdapat pada skipsi ini.seharusnya huruf kapital itu ditulis setelah tanda titik yaitu diawal kalimat bukansetelah tanda koma.







2.      Kesalahan penulisan preposisi
 pada kata di samping kata preposisis yaitu dipandang seharusnya penulisan preposisi nya kata padang harus ditulis pisah menjadi di pandang
begitu juga pada kata dialami seharusnya di pisah menjadi di alami
selanjutnya penggunaan prepososi di- pada kata diperoleh seharusnya ditulis pisah menjadi di peroleh.

3.      Kesalahan penulisan pertikel pun
Pemakaian kesalahan masih sering menulis partikel pun dengan kata yang mendahuluinya serangkai.pertikel pun ditulis terpisah karena sudah hampir seperti kata lepas.didalam kripsi ini terdapat kesalahan penulisan partikel pun yaitu pada contoh disamping pada kata maupun seharusnya  partikel maupun harus ditulis pisah menjadi mau pun  karena sudah hampir seperti kata lepas.



Itulah kesalahan-kesalahan yang saya temui pada skipsi mahasiswa pendidikan akuntansi universitas islam riau.kesalahan yang banyak saya dapatkan yaitu kesalahan pada penggunaan huruf kapital yang tidak tepat.untuk itu saya mengajak teman-teman semua untuk hati hati lagi dengan menggunakan huruf kapital sesuai pada tempatya.







Analisis Kesalahan Pidato Jokowi dalam Acara Muktamar PKB 2014

Nama                           :Refi  Alrida
Semester / kelas           : 5 /D
Mata kuliah                 :Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis Kesalahan Pidato Jokowi dalam Acara Muktamar PKB 2014
Pada pidato Jokowi (presiden terpilih) ada beberapa kesalahan berbahasa yang dapat kita analisis dari berbagai bidang bahasa. Kesalahan berbahasa tersebut dapat kita kaji melalui tataran fonologi,tataran morfologi,tataran sintaksis,tataran semantik,dan tataran wacana. Ketika Jokowi berpidato didepan umum ada beberapa kesalahnnya yang dapat kita dengar yaitu dari segi fonologinya yang berkaitan dengan bunyi. Setiap lambang bunyi bahasa mempunyai lafal atau ucapan tertentu yang tidak boleh dilafalkan menurut kemauan masing-masing pemakai bahasa.
1.      Analisis kesalahan bahasa tataran fonologi
  • Pintar   = pinter
Kesalahan pelafalan karena adanya perubahan fonem ,Misalnya pada kata “pintar”,Jokowi menyebutkan kata “pintar”  menjadi  “pinter”. Disini dapat kita lihat bahwa ada perubahan fonem vokal / a / dilafalkan menjadi / e /. Didalam KBBI, pengertian pinter tidak ditemukan artinya ,sedangkan jika kita lihat pengertian pintar dalam KBBI (1078),pintar adalah 1 pandai ; cakap 2 cerdik 3 mahir ( melakukan atau mengerjakan sesuatu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengucapan dapat menyebabkan perbedaan makna.
a.       Kesalahan pelafalan karena perubahan fonem
·         Kemaren  =  kemarin
Dalam analisis kesalahan bahasa pada tataran fonologi terdapat kesalahan pada kata kemaren yaitu penghilangan fonem vokal  /i/ seharusnya ditulis kata yang baku yaitu kemarin dalam KBBI artinya ke·ma·rin n hari sebelum hari ini.
·         Bener   =  benar
Begitu juga pada kata bener yang terdapat kesalahan bahasa pada perubahan fonem vokal /a/ menjadi fonem vokal /e/ seharusnya kata baku ialah benar bukan bener.dalam KBBi yang artinya be·nar a 1 sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah.
           

  • Lipat                → lipet

·         Kemarin          →kemaren
Pada kata tersebut terjadi kesalahan perubahan fonem / a / menjadi / e /.
Kemudian adanya penghilangan fonem konsonan / h / pada kata :
·         Hitung             → itung
Jika kita lihat pada tataran morfologi kesalahan berbahasanya terletak pada pengulangan seluruhnya seperti yang diucapkan Jokowi pada kata “kita cari cari cari cari” sehingga jika didengar hanya kata” cari” saja dapat dipahami pendengar.
Kesalahan berbahasa selanjutnya dapat kita lihat dalam bidang sintaksis frasa  ,adanya pengaruh bahasa daerah Jokowi yaitu bahasa Jawa pada kalimat “ Saya berfikir bodo-bodoan saja”. Kata bodo-bodoan merupakan kata yang digunakan Jokowi yang berasal dari daerah beliau yang jika diartikan dalam bahasa indonesia menjadi bodoh . kalimat tersebut jika diperbaiki menjadi :
  • Saya berfikir bodoh-bodoh saja .
  • Minyaknya dibeli,dimasukin ke Indonesia kepiye iki lo.
Penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan . bentuk superlatif yang berlebihan adalah suatu bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu perbandingan. Bentuk yang mengandung arti ‘ paling’ itu dapat dihasilkan dengan suatu adjectiva ditambah adverbia amat,sangat,sekali,atau paling. Jika ada dua adverbia digunakan sekaligus dalam menjelaskan adjectiva pada sebuah kaliamat,terjadilah bentuk superlatif yang berlebihan ,misalnya pada kalimat yang diucapkan Jokowi seperti ini :
  • Pengetahuan yang baik dan sangat berbahaya sekali kalau kita kalah berkompetensi.
Pada kalimat tersebut terdapat kesalahan bentuk superlatif yaitu tedapat kata sangat dan sekali.

Analisis kesalahan berbahasa tataran morfologi pada majalah bobo

NAMA : REFI ALRIDA
NPM  : 126210249
KELAS : 5D
Analisis kesalahan berbahasa tataran morfologi pada majalah bobo
Edisi 09, terbit 21 juli 2013
Kaidah atau aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya sudah banyak dibicarakan dalam buku-buku tata bahasa. Dalam pengajaran bahasa di sekolah pun tata cara pembentukan kata sudah diajarkan. Meskipun demikian, hal itu tidak berarti semua bentukan kata dalam bahasa Indonesia telah dilakukan melalui proses yang benar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dalam kenyataan berbahasa, masih sering kita jumpai bentukan kata yang menyimpang dari kaidah.
Baik ragam tulis maupun ragam lisan dapat terjadi kesalahan berbahasa dalam pembentukan kata atau tataran morfologi. Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi disebabkan oleh berbagai hal. Klasifikasi kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi antara lain:
a.       Penghilangan afiks
b.      Bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan
c.       Peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh
d.      Penggantian morfem
e.       Penyingkatan morf mem-, men-, meng-, meny-, dan menge-
f.       Pemakaian afiks yang tidak tepat
g.      Penentuan bentuk dasar yang tidak tepat
h.      Penempatan afiks yang tidak tepat pada gabungan kata
i.        Pengulangan kata majemuk yang tidak tepat






1.      Penghilangan Afiks
a.       Penghilangan prefiks meng-
Contoh:
Kata tidak baku
Yuk, kita lihat bunga-bunga dihalaman(halaman 3)
Kata baku
Yuk,kita melihat bunga-bunga dihalaman.

Kata tidak baku
Padahal bunga-bunga itu telah membuat halaman rumah jadi lebih indah(halaman 5)
Kata baku
Padahal bunga-bunga itu telah membuat halaman menjadi lebih indah.

Kata tidak baku
Tuh,kan emak jadi sedih
Kata baku
Tuh, kan emak menjadi sedih

Kata tidak baku
Emak tahu maksud coreng baik.
Kata baku
Emak mengetahui maksud coreng baik.


Kata tidak baku
Taci naik sampan mencari sumber tumpahan minyak.
Kata baku
Taci menaiki sampan mencari sumber tumpahan minyak.
           
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks meng- yang seharusnya ada pada kata lihat, jadi, tahu, naik. Kata tersebut pada kalimat di atas  merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks meng- yaitu melihat menjadi, mengetahui, menaiki.Pada saat menganalisis majalah bobo ini banyak saya temukan penghilangan prefiks meng- pada kata bentukan.hal ini terjadi disebabkan oleh penghematan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karna merupakan pemakaian yang salah.dari contoh diatas dapat kita simpulkan bahwa penghilangan prefiks meng- ini tidak dibenarkan karna dapat merusak kaidah bahasa.


b.      Penghilangan prefiks ber-
Kata tidak baku
 “Hati-hati jangan merusak bunga kata emak(halaman 4)
Kata baku
 “berhati- hati jangan merusak bunga kata emak.

Kata tidak baku  : Aku mau main mobil-mobilan.( halaman 24)
Kata baku : Aku mau bermain mobil-mobilan

Kata tidak baku  : Aku langganan bobo junor looh.(halaman 3)
Kata baku: Aku berlangganan bobo junior looh.
Dalam prefiks ber- sering kali terdapat kesalahan pemakaian bahasa indonesia pada contoh di atas yaitu pada kata” Hati-hati }{main}{langganan}.seharusnya kata-kata tersebut harus sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang baku,dalam predikat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber- yaitu menjadi{berhati-hati}{bermain}{berlangganan}.sehingga orang dapat menangkap maksud akan dengan mudah tidak berbelit-belit.
 2.     Peluluhan Bunyi
Kata tidak baku: Coreng sering menyemooh teman sebayanya
Kata baku: Coreng sering mencemooh teman sabayanya
           
Pada contoh diatas terdapat kesalahan bahasa dalam peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh menjadi luluh yaitu pada kata” menyemooh”seharusnya kata dasar yang berfonem awalan bunyi /c/ yaitu mencemooh.  


3.      Penyingkatan Morf

Kata tidak baku:Tuh, kan emak jadi sedih
Kata baku: Tuh,kan emak menjadi sedih.

Kata tidak baku
Tapi, lain kali minta izin dulu, ya.( halaman 5)
Kata baku
Tetapi, lain kali minta izin, dulu ya.
           
Penyingkatan morf ini terjadi karena pengaruh bahasa daerah yaitu pada ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulisan. pencampuran ragam lisan dan tulisan akan menghasilkan pemakaian bentuk kata yang salah seperti contoh diatas.