Nama :Refi Alrida
Semester / kelas :
5 /D
Mata kuliah :Analisis
Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan
Pidato Jokowi dalam Acara Muktamar PKB 2014
Pada pidato Jokowi
(presiden terpilih) ada beberapa kesalahan berbahasa yang dapat kita analisis
dari berbagai bidang bahasa. Kesalahan berbahasa tersebut dapat kita kaji
melalui tataran fonologi,tataran morfologi,tataran sintaksis,tataran
semantik,dan tataran wacana. Ketika Jokowi berpidato didepan umum ada beberapa
kesalahnnya yang dapat kita dengar yaitu dari segi fonologinya yang berkaitan
dengan bunyi. Setiap lambang bunyi bahasa mempunyai lafal atau ucapan tertentu
yang tidak boleh dilafalkan menurut kemauan masing-masing pemakai bahasa.
1.
Analisis
kesalahan bahasa tataran fonologi
- Pintar =
pinter
Kesalahan
pelafalan karena adanya perubahan fonem ,Misalnya pada kata “pintar”,Jokowi
menyebutkan kata “pintar” menjadi “pinter”. Disini dapat kita lihat bahwa ada
perubahan fonem vokal / a / dilafalkan menjadi / e /. Didalam KBBI, pengertian pinter
tidak ditemukan artinya ,sedangkan jika kita lihat pengertian pintar dalam KBBI
(1078),pintar adalah 1 pandai ; cakap 2 cerdik 3 mahir ( melakukan atau
mengerjakan sesuatu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengucapan
dapat menyebabkan perbedaan makna.
a. Kesalahan
pelafalan karena perubahan fonem
·
Kemaren = kemarin
Dalam
analisis kesalahan bahasa pada tataran fonologi terdapat kesalahan pada kata
kemaren yaitu penghilangan fonem vokal
/i/ seharusnya ditulis kata yang baku yaitu kemarin dalam KBBI artinya ke·ma·rin n hari sebelum hari ini.
·
Bener = benar
Begitu
juga pada kata bener yang terdapat kesalahan bahasa pada perubahan fonem vokal
/a/ menjadi fonem vokal /e/ seharusnya kata baku ialah benar bukan bener.dalam
KBBi yang artinya be·nar a 1
sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah.
- Lipat
→ lipet
·
Kemarin →kemaren
Pada
kata tersebut terjadi kesalahan perubahan fonem / a / menjadi / e /.
Kemudian adanya penghilangan fonem konsonan / h /
pada kata :
·
Hitung → itung
Jika
kita lihat pada tataran morfologi kesalahan berbahasanya terletak pada
pengulangan seluruhnya seperti yang diucapkan Jokowi pada kata “kita cari cari
cari cari” sehingga jika didengar hanya kata” cari” saja dapat dipahami
pendengar.
Kesalahan
berbahasa selanjutnya dapat kita lihat dalam bidang sintaksis frasa ,adanya pengaruh bahasa daerah Jokowi yaitu
bahasa Jawa pada kalimat “ Saya berfikir bodo-bodoan saja”. Kata
bodo-bodoan merupakan kata yang digunakan Jokowi yang berasal dari daerah
beliau yang jika diartikan dalam bahasa indonesia menjadi bodoh . kalimat
tersebut jika diperbaiki menjadi :
- Saya
berfikir bodoh-bodoh saja .
- Minyaknya
dibeli,dimasukin ke Indonesia kepiye iki lo.
Penggunaan
bentuk superlatif yang berlebihan . bentuk superlatif yang berlebihan adalah
suatu bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu perbandingan. Bentuk
yang mengandung arti ‘ paling’ itu dapat dihasilkan dengan suatu adjectiva
ditambah adverbia amat,sangat,sekali,atau paling. Jika ada dua adverbia
digunakan sekaligus dalam menjelaskan adjectiva pada sebuah kaliamat,terjadilah
bentuk superlatif yang berlebihan ,misalnya pada kalimat yang diucapkan Jokowi
seperti ini :
- Pengetahuan
yang baik dan sangat berbahaya sekali kalau kita kalah
berkompetensi.
Pada
kalimat tersebut terdapat kesalahan bentuk superlatif yaitu tedapat kata sangat
dan sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar