Selasa, 18 November 2014

Analisis Kesalahan Pidato Jokowi dalam Acara Muktamar PKB 2014

Nama                           :Refi  Alrida
Semester / kelas           : 5 /D
Mata kuliah                 :Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis Kesalahan Pidato Jokowi dalam Acara Muktamar PKB 2014
Pada pidato Jokowi (presiden terpilih) ada beberapa kesalahan berbahasa yang dapat kita analisis dari berbagai bidang bahasa. Kesalahan berbahasa tersebut dapat kita kaji melalui tataran fonologi,tataran morfologi,tataran sintaksis,tataran semantik,dan tataran wacana. Ketika Jokowi berpidato didepan umum ada beberapa kesalahnnya yang dapat kita dengar yaitu dari segi fonologinya yang berkaitan dengan bunyi. Setiap lambang bunyi bahasa mempunyai lafal atau ucapan tertentu yang tidak boleh dilafalkan menurut kemauan masing-masing pemakai bahasa.
1.      Analisis kesalahan bahasa tataran fonologi
  • Pintar   = pinter
Kesalahan pelafalan karena adanya perubahan fonem ,Misalnya pada kata “pintar”,Jokowi menyebutkan kata “pintar”  menjadi  “pinter”. Disini dapat kita lihat bahwa ada perubahan fonem vokal / a / dilafalkan menjadi / e /. Didalam KBBI, pengertian pinter tidak ditemukan artinya ,sedangkan jika kita lihat pengertian pintar dalam KBBI (1078),pintar adalah 1 pandai ; cakap 2 cerdik 3 mahir ( melakukan atau mengerjakan sesuatu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengucapan dapat menyebabkan perbedaan makna.
a.       Kesalahan pelafalan karena perubahan fonem
·         Kemaren  =  kemarin
Dalam analisis kesalahan bahasa pada tataran fonologi terdapat kesalahan pada kata kemaren yaitu penghilangan fonem vokal  /i/ seharusnya ditulis kata yang baku yaitu kemarin dalam KBBI artinya ke·ma·rin n hari sebelum hari ini.
·         Bener   =  benar
Begitu juga pada kata bener yang terdapat kesalahan bahasa pada perubahan fonem vokal /a/ menjadi fonem vokal /e/ seharusnya kata baku ialah benar bukan bener.dalam KBBi yang artinya be·nar a 1 sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah.
           

  • Lipat                → lipet

·         Kemarin          →kemaren
Pada kata tersebut terjadi kesalahan perubahan fonem / a / menjadi / e /.
Kemudian adanya penghilangan fonem konsonan / h / pada kata :
·         Hitung             → itung
Jika kita lihat pada tataran morfologi kesalahan berbahasanya terletak pada pengulangan seluruhnya seperti yang diucapkan Jokowi pada kata “kita cari cari cari cari” sehingga jika didengar hanya kata” cari” saja dapat dipahami pendengar.
Kesalahan berbahasa selanjutnya dapat kita lihat dalam bidang sintaksis frasa  ,adanya pengaruh bahasa daerah Jokowi yaitu bahasa Jawa pada kalimat “ Saya berfikir bodo-bodoan saja”. Kata bodo-bodoan merupakan kata yang digunakan Jokowi yang berasal dari daerah beliau yang jika diartikan dalam bahasa indonesia menjadi bodoh . kalimat tersebut jika diperbaiki menjadi :
  • Saya berfikir bodoh-bodoh saja .
  • Minyaknya dibeli,dimasukin ke Indonesia kepiye iki lo.
Penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan . bentuk superlatif yang berlebihan adalah suatu bentuk yang mengandung arti ‘paling’ dalam suatu perbandingan. Bentuk yang mengandung arti ‘ paling’ itu dapat dihasilkan dengan suatu adjectiva ditambah adverbia amat,sangat,sekali,atau paling. Jika ada dua adverbia digunakan sekaligus dalam menjelaskan adjectiva pada sebuah kaliamat,terjadilah bentuk superlatif yang berlebihan ,misalnya pada kalimat yang diucapkan Jokowi seperti ini :
  • Pengetahuan yang baik dan sangat berbahaya sekali kalau kita kalah berkompetensi.
Pada kalimat tersebut terdapat kesalahan bentuk superlatif yaitu tedapat kata sangat dan sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar